Suatu masa hiduplah seekor singa liar dan buas. Setiap kali bertemu makhluk hidup lainnya dan manusia pasti akan diterkamnya. Tulang-tulang yang keras sekalipun pasti akan remuk dan tak pernah tersisa oleh taringnya yang runcing. Suatu saat, ketika tahu bahwa orang Kristen adalah orang yang baik, maka berkatalah ia dengan teman-teman singa lainnya, “Aku telah mendengar seruan di padang gurun, dan saya ingin bertobat. Saya pasti tidak akan mengganggu orang Kristen lagi. Saya akan membiarkan mereka tetap hidup.”
Namun setelah lewat beberapa hari, seorang Kristen lewat. Singa liar itu menerkan dan melahap habis orang itu. Seluruh bagian tubuhnya dilahap habis tanpa tersisa, kecuali bagian bibirnya saja. Ia lalu dicemooh teman-temannya. “Bukankah engkau ingin bertobat dan tak akan memakan orang Kristen lagi? Mengapa hari ini engkau justru membunuh orang Kristen?”
Singa buas itu menjawab, “Saya memang sudah berjanji untuk tidak menerkam orang Kristen. Namun orang yang telah kumakan telah kucium dulu sebelum kuterkam. Ternyata sama sekali tidak ada aroma Kekristenannya, kecuali bibirnya saja. Karena itu bibirnya sajalah yang tidak kumakan.”
Setiap kebajikan harus diungkapkan melalui perbuatan, dan jangan hanya dengan ucapan saja.
Setiap kebajikan harus diungkapkan melalui perbuatan, dan jangan hanya dengan ucapan saja.